BANYUMAS – Tak kenal lelah, Ganjar Pranowo menempuh perjalanan malam-malam ke Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Banyumas yang berada di lereng Gunung Mahameru, Selasa (9/1/2024). Padahal, Capres nomor urut 3 itu telah melakukan safari ke sejumlah titik di Cilacap dan Banyumas dalam sehari.
Watuagung merupakan desa blank spot atau tak ada jaringan internet karena lokasinya di lereng gunung, yang berbatasan dengan Kabupaten Kebumen di bagian Timur dan Banjarnegara di bagian utara. Dan berjarak 56 kilometer dari pusat Kabupaten Banyumas.
Niat baik Ganjar itu, disambut luar biasa oleh warga. Mereka bahkan berada di sepanjang jalan melambaikan tangan saat rombongan Ganjar melintas. Dan, sesampai di lokasi, ribuan warga telah berkumpul dan antusias.
Di sana, Ganjar mendapat banyak aspirasi. Seperti sulitnya akses internet, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, hingga pupuk khusus petani.
Dengan sabar dan ramah, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menjawab satu per satu pertanyaan dari warga.
“Untuk internet kita nanti akan pastikan seluruh desa blank spot akan tercover internet,” ujar Ganjar.
Dikatakannya, saat ini masih ada 12.000 lebih desa yang blank spot. Maka, Ganjar-Mahfud meluncurkan program internet gratis cepat dan merata.
“Program internet gratis dan merata itu agar siswa bisa belajar, dan UMKM bisa berkembang dan aktivitas masyarakat yang membutuhkan akses internet,” jelasnya.
Lalu, Ganjar mengenalkan program KTP Sakti yang nantinya menjadi solusi konkrit berkait dengan keluhan masyarakat.
“Makanya ada KTP Sakti. Itu nanti yang soal kartu-kartu dijadikan satu, cukup dengan KTP,” paparnya.
Dijelaskannya, KTP Sakti itu akan menjadi sumber data Indonesia. Sehingga, melalui KTP itu akan diketahui data masing-masing warga. Mulai pekerjaan, kondisi ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya.
“Jadi, soal kesehatan, pendidikan nanti akan diketahui apakah orang itu layak mendapat bantuan apa tidak. Ya kesehatan, pendidikan dan bantuan-bantuan yang lain,” lanjutnya.
Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu menambahkan, untuk program kesehatan ia usung satu desa satu puskesmas. Sedangkan di sektor pendidikan, ada program satu keluarga miskin satu sarjana.
“Itu sudah kita mulai sejak di Jawa Tengah. Yakni SMKN Jateng. Gratis mulai asrama, seragam, dan seragam. Semuanya gratis,” tandasnya.