TABANAN – Muhammad Zinedine Alam Ganjar atau akrab disapa Alam Ganjar menyempatkan diri berkunjung ke Bumi Lumbung Beras Tabanan, Senin (18/12/2023). putra tunggal capres Ganjar Pranowo ini sempat berdialog dengan para petani milenial Tabanan di Cau Chocolates, Tua, Marga, Tabanan.
Ditemani pemilik Cau Chocolates Kadek Surya Prasetya Wiguna, Alam ganjar dengan gaya santainya sempat menelusuri kebun kakao. Dia Pun sempat memanen buah kakao unggul dengan ukuran cukup besar dan memotong untuk mengambil bijinya. Sempat juga melihat proses pengeringan biji kakao sampai proses pembuatan coklat berbagai jenis siap saji. Nampak dia kagum dengan proses pengolahan coklat dan keuletan petani milenial Tabanan ini.
Pada kesempatan itu Alam Ganjar menyampaikan pandangannya. Menurut dia , kota dan desa memiliki potensi yang saling melengkapi. Desa, yang mungkin belum produktif sepenuhnya, bisa diubah menjadi lahan yang menghasilkan, seperti dalam komoditas coklat.
Indonesia memiliki pasar cokelat yang besar, tetapi belum dioptimalkan sepenuhnya. Alam Ganjar optimis, cokelat Indonesia bisa dikembangkan seperti kopi, bahkan melampaui popularitas kopi karena variasi produk olahan cokelat yang beragam.
“Bisa dibayangkan, nyaman di kota berkarya di desa, lahan di desa yang sekiranya masih bisa dijadikan lahan produktif, salah satu objeknya adalah cokelat,”ucapnya.
Dalam kunjungan singkat tersebut Alam banjar menyempatkan melakukan diskusi singkat dengan para petani milenial Tabanan. Mulai dari petani kopi, alpukat, strawberry dan tentunya petani padi yang menjadi unggulan Tabanan.
Sementara itu pendiri sekaligus pemilik Cau Chocolates Bali, Kadek Surya Prasetya Wiguna sangat senang dengan kedatangan Alam Ganjar. Apalagi Alam Ganjar juga berkesempatan memberikan motivasi bagi para petani muda di Tabanan.
“Dengan kedatangan Alam dapat menjadi corong inspirasi bagi generasi muda mau terjun ke sektor pertanian,” harapnya.
Khusus untuk coklat, ketua Hipmi Tabanan ini meyakini merupakan komoditas pertanian yang sangat menjanjikan di Indonesia. Lantaran cokelat asal Indonesia menjadi komoditas yang laris di pasar internasional. Pada 2017, Indonesia bahkan menempati peringkat ke-6 sebagai negara pemilik tanaman coklat terbaik di dunia.
“Coklat luar biasa, dan Indonesia tidak lagi hanya sebagai eksportir tetapi telah menjadi importir dengan kebutuhan lebih dari Rp 1 triliun untuk cokelat. Ini peluang bagi kita untuk menghasilkan coklat lebih banyak lagi,” pungkasnya.
__
WartaBalionline.com